Jakarta - Indonesia dan Malaysia jadi dua negara yang memiliki komunitas hijabers terbanyak.
Berdekatan secara geografis, kedua negara ini memiliki kebudayaan yang mirip.
Meski begitu, Indonesia dan Malaysia memiliki tren yang berbeda soal hijab. Hal ini diungkapkan Hanna Faridl di sela perayaan HIJUP Anniversary ke-7 di Tanamera, Jakarta Selatan, Kamis (09/08/2018.
E-commerce ini membuka toko offline di kawasan Damansara Kuala Lumpur, Malaysia, beberapa bulan lalu.
"Pashmina atau shawl panjang masih jadi favorit banget di sana. Hijab segi empat yang booming di kita, di sana justru sepi. Untuk hijab juga lebih suka yang polos dibanding corak, dan bahannya satin gitu," tutur Hanna, Chief of Merchendiser and Buyer HIJUP.
Soal warna, hijabers Malaysia juga menyukai warna-warna yang lebih terang dibandingkan di Indonesia. Baik busana bercorak ataupun polos, hijabers Malaysia lebih berani bermain warna.
Di Indonesia, tren yang masih sangat digandrungi masih hijab segi empat bercorak. Banyak brand yang mulai berinovasi seperti pada pemilihan packaging. Finishing kain scarf dengan laser cut juga sedang banyak diminati.
"Dari Lebaran lalu, penjualan dress kita juga meningkat lho. Fenomena hijrah sangat terasa banget di kita. Dress, khimar, atau tunik panjang yang longgar sekarang lagi ramai," tutur Hanna.
Tak hanya Malaysia, HIJUP juga membuka toko di berbagai daerah di Indonesia. Menurut Hanna, perbedaan tren Indonesia-Malaysia sangatlah wajar melihat tren di berbagai daerah di Indonesia saja sudah cukup beragam.
Loading...